Nanyang Bridge Media

SANYA, 18 Agustus 2025 - Sekitar 30 jurnalis dari 16 media utama yang mewakili 9 negara ASEAN berkunjung ke Hainan untuk melihat langsung bagaimana provinsi paling selatan Tiongkok ini memadukan teknologi, ekologi, dan keterbukaan dalam pembangunan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan (Hainan Free Trade Port). Program kunjungan berlangsung pada 18–23 Agustus 2025, menghadirkan ragam agenda yang memperlihatkan sinergi antara riset, inovasi, dan keberlanjutan lingkungan.

Sejak hari pertama, kegiatan ini menyoroti dua tema utama: inovasi berbasis riset dan komitmen menjaga ekologi. Dari konservasi keanekaragaman hayati hingga uji coba teknologi maritim, Hainan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan perlindungan ekosistem.

Salah satu destinasi yang menarik perhatian peserta adalah pusat konservasi tanaman air tropis di Kota Sanya. Di kawasan ini, ratusan varietas teratai dari berbagai belahan dunia dikoleksi dan dibudidayakan secara sistematis.

Fokus berikutnya adalah fasilitas uji kelautan berteknologi tinggi di Teluk Yazhou, yang mampu mensimulasikan kondisi ekstrem laut dalam. Fasilitas ini memungkinkan pengujian stabilitas dan durabilitas berbagai teknologi, mulai dari peralatan energi laut, robot bawah laut, hingga infrastruktur eksplorasi migas. Kehadiran teknologi tersebut mempertegas ambisi Hainan untuk tampil sebagai pusat inovasi maritim berkelas dunia.

Selain inovasi teknologi, para jurnalis juga meninjau Sanya Coral Reef Research Institute yang berfokus pada perlindungan ekosistem laut. Di sini, para peneliti memperkenalkan pendekatan konservasi dengan konsep “restorasi berbasis alam, intervensi berbasis kebutuhan”. Metode tersebut kini menjadi rujukan penting dalam riset konservasi terumbu karang, sekaligus membuka ruang kolaborasi internasional, termasuk dengan Malaysia. Ke depan, kerja sama serupa diharapkan akan meluas ke lebih banyak negara ASEAN.

“Ekologi adalah fondasi pembangunan, dan kerja sama adalah kuncinya,” tegas Wu Chuanliang, Direktur Sanya Coral Reef Research Institute. Ia menambahkan, pembangunan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan menghadirkan peluang lebih besar untuk memperkuat mekanisme pertukaran pengetahuan dengan negara-negara Asia Tenggara.

Kunjungan ini menegaskan posisi Hainan bukan hanya sebagai pintu masuk perdagangan bebas, melainkan juga laboratorium hidup bagi inovasi tropis dan model pembangunan berwawasan ekologi. Dengan keterbukaan yang semakin diperluas, Hainan berpotensi tumbuh menjadi simpul strategis yang menghubungkan Tiongkok dan ASEAN, baik di bidang ekonomi hijau, teknologi maritim, maupun kerja sama lingkungan.

BERITA

Postingan Terbaru

Klien dan Mitra kami

Terima kasih telah berlangganan!

Anda telah berhasil mendaftar untuk buletin kami.

Bersiaplah untuk menerima konten menarik!

Pantau terus!

Berlangganan buletin kami dan dapatkan pemberitahuan

untuk tetap update

Terima kasih telah berlangganan!

Anda telah berhasil mendaftar untuk buletin kami.